Disiplin digunakan oleh lembaga, instansi dan seluruh aktivitas manusia yang menuntut efektivitas dan efisiensi. Penerapan disiplin harus memperhatikan beberapa hal agar tidak memicu timbulnya permasalahan. Terkait dengan hal itu, Imam Musbikin (2007:75-79) menyebutkan beberapa saran dalam pendisiplinan anak :
- Konsisten menerapkan aturan
Terkadang orang tua tidak memahami makna disiplin secara utuh, adakalanya ia memarahi anak pertama karena berbuat kesalahan, tapi di lain waktu tidak diterapkan pada anak kedua. Sikap orang tua yang tidak konsisten akan membuat anak menjadi oportunitis (mencari kesempatan untuk memperoleh keuntungan semata).
- Batasi mengkritik
Orang tua yang sering menilai anaknya dengan kritikan ”jelek itu”, ”masa begitu saja tidak bisa” dan sebagainya, akan mempengaruhi perasaan anak dan harga dirinya, sehingga pada tahap tertentu dia merasa dirinya buruk. Oleh karena itu, semestinya orang tua memberi pujian kepada anak atas perihal positif yang ia lakukan, meskipun belum sempurna. Dengan membuat perasaan anak senang, berarti membuatnya lebih terampil untuk melakukan sesuatu lebih baik lagi.
- Beri pujian
Orang tua adalah pendidik pertama, memotivasi anak untuk melakukan berbaikan diri adalah kewajibannya. Salah satu motivasi adalah memberikan pujian kepada anak, hal ini akan memberikan dampak positif berupa sugesti dan kepercayaan diri untuk melakukan hal yang terbaik.
- Kontrol diri Anda
Sering kali orang tua tidak mampu menahan emosinya ketika dalam keadaan jengkel atau marah. Memaki anak, membanting sesuatu, berteriak dan sebagainya harus bisa dihindari agar tidak ditiru oleh anak. Terlebih posisi orang tua adalah pendidik, model bagi anak dan juga orang terdekat yang selalu menjadi pelarian anak. Oleh karena itu, yang harus ditampakkan di hadapan anak adalah perilaku dan sifat yang mulia.
Disiplin merupakan bagian dari pendidikan yang esensinya adalah norma. Pembiasaan disiplin terhadap anak berarti membiasakan anak berbuat baik sesuai dengan norma-norma yang ada. Adapun disiplin selalu bersifat normatif dan adaptif sehingga bentuk hukuman pun juga bersifat mendidik. Dengan memahamkan disiplin dan konsekuensinya, berarti telah mengajarkan anak bertanggung jawab.
- Tanamkan nilai baik sesering mungkin.
Anak adalah peniru yang ulung. Setiap hal yang menarik baginya akan menjadi objek pendidikannya. Dengan selalu memberikan pemahaman tentang nilai, anak akan memahami norma dengan baik. Seperti ungkapan ”mengambil milik orang lain itu tidak baik, karena membuat pemiliknya menjadi sedih”.
Silahkan tuliskan komentar yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
EmoticonEmoticon