Model pembelajaran ARIAS dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS (attention, relevance, confidence, satisfaction) (Keller's; 1998: 1). Model Pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value Theory) yang menggandung dua komponen yaitu nilai (value ) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu, dari dua komponen tersebut oleh keller dikembangkan menjadi empat komponen.
Keempat model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence, Satisfaction dengan akronim ARCS. Tetapi model pembelajaran ini tidak ada evaluasi, padahal evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang akan dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa, maka model pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.
Maka dengan adanya modifikasi tersebut model pembelajaran yang digunakan menjadi lima komponen (Sopah; 2007: 2) yaitu: attention (minat/perhatian), relevance (relevansi), Confidence (percaya/yakin), satisfaction (kepuasan/bangga), dan assessment (evaluasi).
Modifikasi juga dilakukan dengan pengantian nama confidence menjadi Assurance dan Attention menjadi interest. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil tetapi sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil. Pengantian kata Attention menjadi interest karena kata interest (minat) sudah terkandung penggertian Attention (perhatian). Model pembelajaran yang telah dimodifikasi disebut model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction).
Keempat model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence, Satisfaction dengan akronim ARCS. Tetapi model pembelajaran ini tidak ada evaluasi, padahal evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang akan dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa, maka model pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.
Maka dengan adanya modifikasi tersebut model pembelajaran yang digunakan menjadi lima komponen (Sopah; 2007: 2) yaitu: attention (minat/perhatian), relevance (relevansi), Confidence (percaya/yakin), satisfaction (kepuasan/bangga), dan assessment (evaluasi).
Modifikasi juga dilakukan dengan pengantian nama confidence menjadi Assurance dan Attention menjadi interest. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil tetapi sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil. Pengantian kata Attention menjadi interest karena kata interest (minat) sudah terkandung penggertian Attention (perhatian). Model pembelajaran yang telah dimodifikasi disebut model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction).
Komponen Model Pembelajaran ARIAS
Kelima komponen itu merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan dalam kegiatan pembelajaran, Diskripsi singkat masing-masing komponen dan beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Assurance (percaya diri)
Assurance/percaya diri yaitu yang berhubungan dengan sikap percaya, akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil.
Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan semaksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri adalah:
Assurance/percaya diri yaitu yang berhubungan dengan sikap percaya, akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil.
Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan semaksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri adalah:
- Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Menghadirkan seseorang yang terkenal dalam satu bidang sebagai pembicara, memperlihatkan video tapes atau potret seseorang yang telah berhasil (sebagai model), misalnya itu merupakan salah satu cara menanamkan gambaran positif terhadap diri siswa dan kepada siswa.
- Menggunakan suatu patokan, standart yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan, misalnya dengan menggatakan bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan dibawah ini tanpa melihat buku.
- Memberi tugas yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan atau sesuai dengan kemampuan siswa, misalnya menyajikan materi secara bertahap sesuai tingkat kesukarannya dan memberi tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah berangsur sampai ke tugas yang sukar.
b. Relevance (relevasi)
Relevance/relevansi adalah berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang, siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka, sehingga Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka dan memiliki tujuan yang jelas.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pembelajaran:
- Mengemukakan tujuan, sasaran yang akan dicapai.tujuan yang jelas akan memberikan harapan yang jelas (kongkrit) pada siswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut.
- Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang atau untuk berbagai aktifitas dimasa mendatang.
- Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh yang ada hubunganya dengan pengalaman nyata atau nilai-nilai yang dimiliki siswa. Bahasa yang jelas yaitu bahasa yang dimengerti oleh siswa. Pengalaman nyata atau pengalaman yang langsung dialami siswa dapat menjembataninya ke hal-hal baru, menggunakan berbagai alternatif, setrategi, dan media pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan, dengan demikian dimungkinkan menggunakan bermacam-macam strategi dan atau media pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran.
c. Interest (minat/perhatian)
Interest/minat/perhatian yaitu yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Dalam kegiatan pembelajaran minat/perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung (Sopah; 2007: 3). Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat/perhatian mereka. Membangkitkan dan memelihara minat/perhatian merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Minat/perhatian merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar Siswa. Cara untuk membangkitkan dan menjaga minat/perhatian siswa antara lain adalah:
- Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain/aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, misalnya para siswa diajak diskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.
- Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran, misalnya variasi dari serius ke humor dari cepat kelambat, dari suara keras ke suara yang sedang, dan menggubah gaya mengajar.
- Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran seperti demontrasi dan simulasi.
d. Assessment (penilaian)
Assessment/penilaian yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa, evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah di pahami oleh siswa. Untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal dan mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang mereka ingin capai. Untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi antara lain adalah:
Assessment/penilaian yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa, evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah di pahami oleh siswa. Untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal dan mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang mereka ingin capai. Untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi antara lain adalah:
- Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.
- Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan hasil valuasi kepada siswa.
- Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.
- Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.
e. Satisfaction (kepuasan/rasa bangga)
Satisfaction/kepuasan/rasa bangga yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang di capai. Dalam teori belajar satisfaction adalah Reinforcement (penguatan). Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, memberikan penghargaan merupakan salah satu cara yang dapat di gunakan untuk mempengarui hasil belajar siswa. Untuk itu, rasa bangga dan puas perlu di tanamkan dan dijaga dalam diri siswa. Beberapa cara yang dapat di lakukan antara lain:
- Memberi penguatan (reinforcement), penghargaan yang pantas baik secara verbal maupun non verbal. Kepada siswa yang telah menampilkan keberhasilanya. Ucapan Guru ”Bagus, kamu telah mengerjakan dengan baik sekali” mengangukkan kepala sambil tersenyum sebagai tanda setuju atas jawaban siswa terhadap suatu pertanyaan. Merupakan salah satu bentuk kegiatan. Ucapan yang tulus atau senyuman guru yang simpatik menimbulkan rasa bangga pada siswa dan ini akan mendorongnya untuk melakukan kegiatan lebih baik lagi, dan memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau ketrampilan yang baru diperoleh dalam situasi nyata atau simulasi.
- Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga mereka merasa dikenal dan dihargai oleh para guru.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk membantu teman mereka yang mengalami kesulitan/memerlukan bantuan.
Silahkan tuliskan komentar yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
EmoticonEmoticon