Definisi Prestasi Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa prestasi belajar adalah penguasan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditujukan dengan nilai tes, atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Poerwadarminta; 1995: 787). Menurut Oemar Hamalik (1992: 29) bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa prestasi belajar adalah penguasan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditujukan dengan nilai tes, atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Poerwadarminta; 1995: 787). Menurut Oemar Hamalik (1992: 29) bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan.
Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto Proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (faktor internal) yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang belajar (faktor eksternal).
Kedua faktor tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri individu (faktor internal).
Faktor yang terdapat dalam diri individu dikelompokan menjadi dua faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Kedua faktor tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri individu (faktor internal).
Faktor yang terdapat dalam diri individu dikelompokan menjadi dua faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.
- Faktor fisiologis. Proses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh fisik atau jasmaninya, kesehatan dan kenormalan fungsi alat–alat tubuhnya. Jika keadaan tersebut diatas baik, maka proses belajar akan berjalan dengan baik. Demikian sebaliknya, jika faktor–faktor diatas kurang baik maka dapat mengganggu proses belajar seseorang.
- Faktor Psikologis. Ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis. Faktor-faktor itu Adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
b. Faktor yang berasal dari luar diri individu (faktor eksternal)
Faktor-faktor eksternal disini banyak jenisnya, karena banyak menyangkut hal yang Datangnya dari luar individu. Faktor-faktor itu adalah:
Faktor-faktor eksternal disini banyak jenisnya, karena banyak menyangkut hal yang Datangnya dari luar individu. Faktor-faktor itu adalah:
- Faktor sosial. Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Dalam pergaulan antara Manusia terjadilah komunikasi, baik komunikasi satu arah atau lebih baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam proses komunikasi itulah pengaruh individu lain terjadi pada orang yang belajar, baik dalam perasaan, sikap, maupun pikiranya. Komunikasi dengan segala pengaruh itu akan terjadi di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat disertai segala aspek yang ada didalamnya.
- Faktor non sosial. Faktor non sosial adalah segala yang ada diluar diri manusia yang dapat mempengaruhi proses belajar di luar hal yang bersifat sosial. Faktor ini dapat berupa keadaan alam, misalnya: keadan udara, cuaca, panas, dingin, waktu, (pagi, Siang, malam), dan sebagainya. Fasilitas, misalnya : gedung, alat –alat tulis, buku Buku bacaan dan lain- lain. (Slameto; 2003: 56)
Mengukur Prestasi Belajar
Menurut Syah (2001: 154 – 156) untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat prestasi belajar siswa, dapat dilakukan evaluasi prestasi belajar dengan cara antara lain:
a. Evaluasi prestasi koginitif
Yaitu mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tidak pernah diguankan lagi, karena pelaksanaan yang face to face.
b. Evaluasi prestasi afektif
Dalam rangka menyusun instrument tes prestasi siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa), jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi sebaiknya mendapat perhatian khusus, karena kedua jenis prestasi ranah rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan siswa.
c. Evaluasi prestasi psikomotor
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi, yang dapat diartikan sebagai jenis tes mengenai peristiwa tingkah laku atau fenomena lain dengan pengamatan langsung.
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari usaha pribadi sebagai pelajar, guru sebagai pengajar, kurikulum sebagai acuan pelajaran dan metode pembelajaran yang semuanya merupakan aspek dalam meningkatkan prestasi belaajr yang saling berkaitan.
a. Evaluasi prestasi koginitif
Yaitu mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tidak pernah diguankan lagi, karena pelaksanaan yang face to face.
b. Evaluasi prestasi afektif
Dalam rangka menyusun instrument tes prestasi siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa), jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi sebaiknya mendapat perhatian khusus, karena kedua jenis prestasi ranah rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan siswa.
c. Evaluasi prestasi psikomotor
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi, yang dapat diartikan sebagai jenis tes mengenai peristiwa tingkah laku atau fenomena lain dengan pengamatan langsung.
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari usaha pribadi sebagai pelajar, guru sebagai pengajar, kurikulum sebagai acuan pelajaran dan metode pembelajaran yang semuanya merupakan aspek dalam meningkatkan prestasi belaajr yang saling berkaitan.
Meningkatkan Prestasi Belajar
Adapun prinsip-prinsip belajar yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar, menurut Slameto (2003: 29) adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
Adapun prinsip-prinsip belajar yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar, menurut Slameto (2003: 29) adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
- Dalam belajar siswa harus diusahakan aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
- Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement (pengetahuan) dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
- Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya berekspresi dan belajar efektif.
- Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
- Belajar itu perlu proses continue, maka harus tahap demi tahap menurut pengembangannya.
- Belajar adalah organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery (penemuan).
- Belajar adalah proses kontinuitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang berlawanan.
Silahkan tuliskan komentar yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
EmoticonEmoticon