Materi Iman Kepada Qada dan Qadar
Rukun Iman ke-6 yaitu Iman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar berarti mempercayai bahwa semua peristiwa di alam ini terjadi menurut hukum atau aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Takdir Mubram = ketetapan Allah Swt. yang tidak dapat diubah. Contoh: jenis kelamin dan kematian.
Usaha Manusia Terhadap Takdir Allah
1. Ikhtiar (Berusaha)
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
Ayat 11 QS. ar-Ra'du di atas menegaskan bahwa umat Islam harus mau berusaha (ikhtiar) untuk mencapai cita-cita/ harapannya.
2. Tawakal (Berserah diri/ pasrah kepada Allah Swt.)
Tawakal atau menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt. dilakukan setelah seseorang berusaha. Tidak dibenarkan seorang muslim bermalas-malasan.
3. Sabar terhadap takdir yang kurang baik, dan senantiasa berusaha untuk memperbaikinya.
4. Syukur atas segala ketetapan Allah Swt. yang baik, dan senantiasa meningkatkan usaha dan doa.
Hikmah iman kepada Qada dan Qadar
1. Selalu berhusnudzon
Kita harus yakin bahwa dengan berusaha seseorang akan mampu meraih cita-cita.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Arab-Latin: Wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
2. Senantiasa mengharap ridha orang tua
Menggapai ridha orang tua hendaknya menjadi salah satu tujuan hidup seorang muslim. Nabi bahkan telah menyampaikan dalam salah satu sabda Beliau bahwa ridha Allah tergantung ridha orang tua, demikian pula murka-Nya. Sebagaimana terdapat dalam hadits berikut ini:
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).
Maksud hadits "Ridha allah swt, ada pada ridha orang tua, dan murka allah swt ada pada murka orang tua" adalah kita sebagai seorang anak dianjurkan untuk selalu patuh dan berbakti kepada orang tuanya agar terhindar dari murkanya Allah.
Silahkan tuliskan komentar yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
EmoticonEmoticon